Jumat, 05 Juni 2009

IDIANEWS



HARUMKAN IDIA DENGAN SENI
"Sesungguhnya Allah Itu Indah
Dan Suka Yang Indah-Indah"
Seni sering disebut keindahan, karena dengan seni apapun bisa menjadi indah dan menarik. Misalnya, sebuah kalimat yang diiringi seni akan melahirkan kata-kata yang indah dan enak di dengar oleh telinga, sebuah gambar tanpa seni tidak akan bernilai apa- apa, begtiu juga gerak, jika kita bergerak tanpa adanya seni maka semua gerak-gerik anda mugkin di anggap biasa dan sepintas saja. Pernah kah anda berpikir, seorang manager perusahaan memliki seni gerak dalam menjalankan propesinya sebagai atasan bagi yang lain. Dimana langkah kaki mereka harus bergerak?, Bagaimana cara berjalan di depan anggota..?, itu semua sangat berpengaruh pada seni dan kecakapan yang mereka miliki. Seorang Da'i yang tidak menguasai seni untuk berorasi tidak akan pernah berhasil untuk membawa orang kepada apa yang dia inginkan, begitu juga seorang penyanyi jika tidak memiliki nilai seni yang tinggi maka semua lirik yang mereka ciptakan mungkin hanya sepintas pemuas mereka tapi tidak berarti apa- apa bagi yang lain. Pada intinya seni itu adalah suatu keindahan yang bisa membuat kita dan orang lain puas.Jadi, jika kita ingin membuat sesuatu itu indah maka hiasilah dengan seni.
Kampus putih ini akan tampak indah jika kita sebagai mahasiswa mau menghiasi nya dengan wadah kesenian yang telah di sediakan di kampus ini. Misalnya seni melalui tulisan yang berupa karya sastra baik berupa puisi, karya sastra ilmiah dan lain sebagainya. Ada juga seni pertunjukan seperti teater, drama , musik dan lainnya. Nah, yang menjadi Big Question adalah: Adakah kemauan kita untuk menghiasi kampus ini dengan kemampuan seni yang kita miliki?. Baru-baru ini Roda Teater ( sebuah komunitas teater IDIA) menghebohkan kabupaten sumenep dalam even festival yang diadakan oleh dinas perhubungan dan parawisata kabupaten sumenep.ini adalah sebuah kesempatan emas bagi arek-arek roda untuk unjuk gigi dengan penampilan mereka yang berjudul COTAKE "colo', tabu' kento'". Dengan persiapan yang lumayan matang meskipun kadang – kadang ada yang out dalam proses latihan. Dan dengan property yang sangat sederhana, mereka mampu mengharumkan nama baik IDIA Prenduan di seluruh pelosok negeri sumenep. Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan. Berbagai tantangan dan kecaman yang harus mereka hadapi baik internal maupun eksternal baik itu berupa cemohan, dan lain sebagainya tapi mereka tetap membulatkan tekad mereka untuk memberikan yang terbaik bagi IDIA dan bagi RODA itu sendiri. Hingga pada akhirnya waktu menjawab jeritan mereka dengan masuknya roda ke penampilan 5 terbaik dari komunitas yang ikut berkompetisi dalam event tersebut.Tangisan histeris yang terselimuti oleh cerah wajah mereka tampak pada saat penyerahan trofi dari panitia. Ini sebagai bukti bahwa seni dapat mengharumkan dan memperindah nama kampus tercinta ini.
Akhirnya penulis menghimbau kepada seluruh mahasiswa-i IDIA agar kiranya terus berkarya dan buktikan jika kita bisa mmeberikan terbaik melalui seni dan karya kita….Salam seni dan budaya….!!!!.

Voetra lastixa
Asal: Aceh
Anggota pers IDIA Prenduan
































NO JOEDOEL
(Malam Akhir bulan Mei)
Malam itu aku berada di tengah bau badan manusia
Manusia yang menunggu nasib komunitas mereka
Tak ubah nya seperti mereka, aku pun duduk sunyi menunggu congor dewan juri berbicara…
Sejenak aku hampir menduakan Dia
Berselignkuh dengan tiga juri yang ku anggap nasib ku ada di tangan mereka
Tapi malaikat itu menampar batin ku
Sambil membalut keyakinan ku dan berkata:
"Tidak ada ketentuan kecuali dari Nya"
Ku panjatkan sedikit doa dengan teriakan batin
Berharap bisa menguncang Arsy- Nya
Kini Dia menjawab jeritan ku
Jawaban yang tervisual kan pada trofi ditanganku
Iya……aku menang….!!!!.
Aku menangis dalam kebahagian ku
Tersenyum dalam tangisan sobatku
Meskipun tetap terpenjara dalam jeruji konflik internalku
Aku kan tetap mengibarkan namamu
Di setiap sisi-sisi negriku
Sampai waktu itu datang menjemputku


01 juni 2009
Abenk_np
Arek Roda theatre

Puisi ini Q persembahkan untuk arek-arek roda, dan special untuk Mr.Ode' yang gak pernah lelah mensupport Q-ta disaat latihan.
SALAM RODA…!!!!!
Belajar sama-sama
Bekerja sama
Berkaya sama-sama

Minggu, 03 Mei 2009

IDIA NEWS





Oleh:Voetra Lastixa Dz

Jumat siang tepat pada tanggal 24 april 2009 di depan kampus putih IDIA Prenduan. Meski terik matahari membakar tubuh sebagian mahasiswa IDIA, hal itu tidak membuat semangat mereka luntur untuk ikut berpartisipasi dalam pesta besar Keluaraga Besar Mahasiswa (KBM) IDIA prenduan. Adapun bentuk pesta besar tersebut adalah pesta demokrasi dalam menentukan presiden dan para eksekutifnya sebagai pemimpin mahasiswa IDIA untuk masa bakti 2009-2010.
Acara tahun ini sedikit ada perbedaaan dari pada tahun- tahun sebelumnya.
pertama: Sistem Pencalonan
Kali ini sistem pencalonan menggunakan sistem paket yang mana wapres nya ikut tampil dengan presiden yang telah ditentukan sebelumya selama masa kampanye artinya pengkoalisian harus dilakukan sebelum hari pemilihan. Sedangkan pada pilpresma tahun lalu hanya menampilkan capresma saja tidak dengan teman koalisinya Dan begitu juga hal nya untuk president diharuskan memilih pendamping nya untuk mendampingi dalam kepemimpinannya jika terpilih kelak
kedua: Wapres yang di pilih terdiri dari setiap program
Seperti yang kita ketahui bersama di kampus putih ini terdapat berbagai program. Program intensif, program regular,dan program plus. Maka dari itu dalam pilpres tahun ini panitia sengaja memformat agar semua program yang ada di IDIA bisa bersatu dan bekerja sama antar satu dengan yang lain dengan memberikan syarat kepada setiap calon president agar memilih wapresnya dari setiap program yang ada. Maka di sini president memiliki dua orang pendamping. Tujuan nya adalah untuk mempererat tali persaudaraan antara program yang ada di IDIA tercinta ini
ketiga: Presiden yang bakal calon harus memiliki sertifikat PKM.
Ini adalah salah satu syarat mutlak untuk menjadi president agar mereka yang terpilih kelak bisa mempraktekkan apa yang mereka dapatkan dalam pelatihan kepemimpinan tersebut. Sehingga kepemimpinan mereka tidak sia-sia belaka. Inilah yang di harapkan oleh panitia pelaksana kongres tahun ini.
Tiga hal inilah sebagai pembeda yang terlihat jelas dalam pemilihan president kali ini, perubahan ini dilakukan oleh panitia semata- mata hanya menginginkan IDIA agar lebih maju dan berkualitas, sehingga seluruh mahasiswa yang belajar di kampus putih ini mampu menerobos harapan pendiri IDIA itu sendiri, yaitu, "beriman sempurna, berilmu luas dan beramal sejati". Inilah yang di harapkan panitia sehingga membuat terobosan baru dalam memformat agenda pemilihan tersebut. Dan semua itu adalah tujuan dari semua gerak-gerik president dan eksekutifnya untuk masa yang akan dating. Maka untuk mencapai tujuan suci ini mereka yang bakal memperebutkan kursi kekuasan harus benar menggunakan kekuasaan itu sebagai alat mencapai tujuan itu. Sesuai dengan potongan kalimat yang disampaikan K.H Idris Djauhari saat penutupan acara pilpres tepat pada malam senin nya beliau mengatakan: "Organisasi adalah alat bukan tujuan".
Dari syarat- syarat penyeleksian yang telah di tentukan tersebut ternyata ada 3 mahasiswa yang mampu memenuhi semua syarat yang ditentukan panitia kongres. Dan setelah pihak panitia mengadakan rapat tertutup dalam penentuan para calon yang bakal berkompetisi dalam pemilihan president kali ini yang memiliki predikat yang lumayan wahh…..baik dalam keseharian mereka dan prestasi yang mereka ukir dalam kehidupan akademik mereka. Maka akhirnya dari hasil rapat tersebut di tentukanlah nama -nama calon tersebut sebagai berikut:
1. Moh. Afifi
Asal : Indramanyu
2. Husni Umar
Asal : Flores NTT
3. Kholisuddin
Asal : Cimahi
Mereka-mereka inilah yang akan bersaing untuk memprebutkan kursi kepresidenan BEMI untuk priode 2009-2010. Bermacam-macam cara mereka keluarkan untuk mencari dukungan mahasiswa, berbagai janji mereka lontarkan, dengan semangat juang 45 mereka memberikan orasi yang menggebu- gebu di depan mahasiswa gedung putih ini. Selain itu, di tambah lagi dengan team kampanye mereka yang sengaja mereka ambil dari aktivis IDIA yang sudah tidak di ragukan lagi, dari semua kalimat kalimat yang keluar dari mulut para calon ini semua bertujuan untuk memajukan IDIA kedepan agar lebih beriman dan berintlektual. Inilah inti dari semua ocehan yang mereka hembuskan. Sehingga pada awalnnya mahasiswa bingung untuk menentukan pilihan mereka. tapi dari sekian fase yang telah diikuti dan dilaksanakan maka tepat pada hari jumat pukul 03:45 WIB di umumkan bahwa sebagai pemenang dalam pemilihan tahun ini adalah saudara Moh. Afifi asal Indramayu. Dalam pandangan beliau mengatakan: "Terima kasih buat teman teman yang telah mempercayakan amanah suci ini kepada saya dan saya akan berusaha untuk menjadikan idia ini lebih maju dari spiritual intelektual".
Dari ceramah sigkat tersebut, penulis berharap kepada president dan eksekutif nya agar selalu berpegang teguh pada janji yang telah diucapkn baik sengaja atau pun hanya sebagai penghias mulut belaka, dan kepada seluruh segenap mahasiswa agar kiranya berpartisipasi dalam memajukan IDIA ini dengan moto Bersama kita bisa….!!
Dan pada akhirnya ucapan terimakasih kepada seluruh mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam acara ini dan kepada segenap panitia yang meluangkan waktu nya demi suksesnya acara besar ini.


Pancasila Dan Perpolitikan Islam di Indonesia
Oleh: Nailatus Sakinah

Masalah hubungan antara ideologi Islam dan ideologi Pancasila rupanya masih menarik perhatian banyak kalangan. Munculnya beragam peraturan daerah (Perda) yang bernuansa syariat Islam di beberapa daerah dalam era reforomasi ini sedikit banyak kembali memancing perdebatan lama mengenai hubungan antara Islam dan Pancasila atau wacana hubungan antara negara dan agama.
Bagi sebagian kalangan, perdebatan ini mungkin membosankan. Dalam konteks sejarah Indonesia, polemik ini sudah ada sejak masa sebelum kemerdekaan. Perdebatan itu dilakoni para tokoh pergerakan nasional sebagai bagian dari proses pencaharian identitas bersama. Asumsi mendasari perdebatan mereka, bagaimana caranya menjalankan negara dan bangsa jika kelak kemerdekaan nasional diperoleh.
Konflik Ideologis
Pada pertengahan 1940-an, perdebatan berlangsung dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Asumsi perdebatan itu kembali berkisar pada persoalan prinsipil, yakni atas dasar apa negara Indonesia didirikan dan dioperasikan kelak?. Dari sekian banyak unsur bangsa yang tergabung dalam panitia persiapan kemerdekaan itu, pada akhirnya mengerucut hanya menjadi dua kelompok utama mainstream yakni pendukung dasar negara Islam dan Nasionalisme (kebangsaan) sekuler.
Dari naskah sidang-sidang BPUPKI kelihatan, perdebatan mengenai dasar negara sangat keras, sekalipun prosesnya masih dalam batas-batas wajar dan civilized. Ini bisa dipahami karena The Founding Father and Mothers adalah generasi baru yang terpelajar, baik dari hasil pendidikan Barat, pendidikan Islam maupun kombinasi kedua sistem pendidikan ini. Sejarah mencatat, pada akhirnya perdebatan itu berakhir pada satu titik “kompromi”. Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia dinilai sebagai hasil kompromi maksimal pada tokoh nasional saat itu.
Sekalipun demikian, secara prinsipil hasil kompromi itu masih bersifat longgar. Dasar negara rupanya menjadi Kitab terbuka untuk dipersoalkan lagi. Mungkin di masa revolusi (1945-1949) perdebatan itu agak terhenti, karena para tokoh Avant Garde itu harus menghadapi musuh bersama yakni upaya-upaya rekolonialisasi Belanda. Akan tetapi pada tahun 1950-an, polemik klasik itu mencuat lagi ke pemukaan dalam bentuknya yang lebih keras. Perseteruan antara kelompok pendukung ide Pancasila (Nasionalisme Sekuler) dan Islam (Nasionalisme-Religius) kembali mendapatkan tempat.
Pada dasarnya perdebatan di Konstituante itu positif, sebagai manifetsasi demokrasi liberal. Akan tetapi karena tidak pernah menemui ujung penyelesaian, proses perdebatan itu akhirnya memicu munculnya malapetaka baru dalam perpolitikan Indonesia. Bukan Islam atau Pancasila yang diimplementasikan sebagai dasar penyelenggaraan negara, akan tetapi justru sistem otoriterianisme. Islam maupun Pancasila dalam pengertiannya yang idealistik akhirnya harus minggir ke belakang.
Demokrasi Terpimpin (1959-1066) menjadi titik balik (the turning point), demokrasi paling krusial dalam sejarah Indonesia. Rezim mengikrarkan kembali ke UUD 1945, sebuah naskah historis yang di dalamnya termaktub butir-butir Pancasila, akan tetapi praktiknya justru Despotisme. Pancasila dan UUD 1945 menjadi kredo belaka bagi kekuasaan absolut. Meskipun demikian, bagi sejumlah ahli tata negara, praktik antidemokrasi yang berlangsung sejak 1959 tidak mengherankan, karena secara prinsipil, UUD 1945 memang sangat mungkin untuk diselewengkan.
Dominasi Pancasila
Sejak saat itu, kalangan Islam ideologis tidak mendapatkan panggung yang sebanding untuk memperjuangkan kembali dasar negara Islam. Otoritarianisme membuat ekspresi politik kelompok ini mati kutu. Sebaliknya, sebagian kelompok Nasionalis-Sekuler mendapatkan panggung justru karena berlindung di balik otoriterianisme. Memang, muncul pula kelompok agama dalam formasi kekuatan politik saat itu, akan tetapi eksistensi mereka tak lebih sebagai pelengkap belaka untuk sebuah formalitas unsur kebangsaan. Mereka tidak mewakili arus utama kelompok Islam idiologis.
Pada masa Orde Baru, suasana politik berubah, karena pergantian rezim. Polemik Islam dan Pancasila kembali mendapatkan sedikit ruang, sekalipun di batasi dalam kerangka wacana belaka. Despotisme yang panjang, termasuk dalam bentuk deislamisasi dan depolitisasi, telah membuat kredibilitas kelompok Islam ideologis surut. Orde Baru yang pada awalnya dinilai berbaik hati kepada kelompok Islam idiologis, ternyata justru tak kalah kerasnya dibandingkan Orde Lama. Kelompok-kelompok idiologis ditekan.
Pada masa inilah Pancasila sebagai sebuah ideologi menjadi unsur determinan dalam wacana politik. Celakanya, Pancasila kembali berubah menjadi kredo untuk membenarkan perilaku otoriter penguasa. Pancasila menjadi “makhluk” yang menakutkan bagi banyak kalangan, termasuk kelompok Islam idiologis (juga kelompok kiri, mahasiswa dan kelompok pro-demokrasi yang jumlahnya minoritas). Perdebatan lama tadi pun akhirnya beralih tempat dari parlemen ke komunitas intelektual. Beberapa generasi intelektual malah memberikan “pembenaran” bagi eksistensi Pancasila, sekalipun idiologi ini telah dieksploitasi bagi kepentingan otoritarianisme.

Akan tetapi di balik itu, pada masa Orde Baru, juga terjadi transformasi lain, yakni munculnya kelompok dalam Islam yang mencari argumentasi untuk mensinergikan antara Islam dan Pancasila. Bagi mereka, tidak ada pertentangan antara Islam dan Pancasila. Sejarawan Kuntowijoyo, misalnya, melihat Pancasila sebagai objektivikasi Islam. Baginya, tidak ada sila dalam Pancasila yang bertentangan dengan Islam dan sebaliknya tidak ada ajaran dalam Islam yang tidak cocok dengan Pancasila.
Hanya saja, karena dikemukakan di zaman Orde Baru, muncul spekulasi bahwa pandangan para sarjana Islam itu memberikan pembenaran terhadap praktik otoriatanisme. Rezim ini justru menyelenggaraan otoritarianisme dengan klaim telah melaksanakan Pancasila. Karena itu masih menjadi pertanyaan, apakah pemikiran sarjana Islam perihal kesesuaian antara Islam dan Pancasila menjadi justifikasi intelektual bagi praktik otoriterianisme?
Ketika rezim otoriter runtuh dan reformasi menyeruak, pemikiran soal hubungan antara negara dan agama kembali mencuat ke permukaan. Hanya saja konteks sosio-politiknya sudah berbeda. Para sarjana pun harus mencari formula baru hubungan antara Islam dan kebangsaan dalam konteks demokrasi dan reformasi. Sebab aktualisasi hubungan keduanya bisa berbeda antara zaman otoriter dengan zaman demokrasi.
Di era reformasi dan demokrasi, bentuk hubungan antara Islam dan negara tak serta merta koheren satu sama lain. Demokrasi justru memungkinkan menyeruaknya segala macam aspirasi, termasuk aspirasi laten dari kalangan Islam idiologis, yakni memberlakukan syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Aspirasi itu mungkin tidak lagi menjadi benchmark partai-partai Islam, karena reputasinya merosot drastis pasca-depolitisasi dan deparpolisasi Orde Baru.
Aspirasi syariat Islam justru lahir dari lembaga-lembaga demokrasi baru, seperti parlemen lokal. Lahirnya sejumlah perda bernuansa syariat Islam di beberapa daerah justru lahir dalam konteks demokrasi lokal. Persoalan sekarang, bagaimana mencari formula yang tepat supaya Islam, Pancasila dan demokrasi tidak berbenturan satu sama lain.
Secara prinsip, ketiga entitas mungkin bisa bersesuaian satu sama lain, akan tetapi jika politik kepentingan sudah mendominasi, maka ketiganya bisa dimanfaatkan hanya untuk kepentingan parsial perorangan atau kelompok atas nama publik. Di masa Orla dan Orba, Pancasila dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan otoriter, maka di masa reformasi, tidak hanya Pancasila sebagai idiologi, Islam dan demokrasi pun bisa diperkuda untuk kepentingan sempit segelintir elite atau kelompok yang mengatasnamakan kepentingan rakyat.(CMM)


Bencana Itu Lahir Dari Ucapan
Oleh: Ikhwan Bakhri Antoni Dz

"Banyak orang masuk neraka karna ini dan ini,maksudnya karna kemaluan dan ucapannya" (hadits).
Sesungguhnya lisan adalah penerjemah resmi organ-organ tubuh, kalimat yang mengungkap niat. Orang-orang beriman senantiasa berhati-hati dengan menggunakan lafazh dan kata-kata yang akan diucapkan oleh lisannya. Allah Swt berfirman yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar." (Al- ahzab: 70).
Orang-orang yang beriman memiliki kata-kata yang mereka pergunakan pada waktu yang dihajatkan. Jika terjadi musibah dan bencana menimpa mereka, mereka mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi Raji'un." Jika mereka di takut takuti dangan sesuatu yang menakutkan dan di ganggu dengan gangguan sebuah kabar mereka akan berucap, "Hasbunalloh wa ni'mal wakil". Jika meraka tidak mampu membawa beban berat dan tidak mampu melakukan sesuatu, maka keluar ucapan, "Laa haulawala Quwwata illa billahi al-'ali al azhim". Sementara manusia yang sering meragukan dan orang-orang munafik, mereka juga memiliki kalilmat-kallimat yang lemah selemah jiwa mereka, yang berantakan seperti berantakannya prinsip-prinsip mereka. Diantaranya adalah perkataan mereka yang dijelaskan dalam Al- Qur'an yang artinya: "Kalau mereka tetap bersama kami, mereka tidak akan mati atau terbunuh". (Ali- Imron: 156). Dan juga dalam surah Ali Imran: 168 yang artinya: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Dalam ayat lain, di sebutkan ucapan mereka "Alloh dan Rosulnya tidak menjanjikan kami kecuali tipu daya". (Al-ahzab: 12). Dan masih banyak ungkapan-ungkapan yang lainnya yang menunjukkan kemerosotan mental dan kesesatan mereka.
Ketetapan ucapan adalah gambaran ketetapan pandapat, indahnya lafazh merupakan kesempurnaan akal, dan pemillian kata yang tepat berasal dari cahaya akal budi. Tatkala anak-anak Nabi Ya'qub as meminta kepadanya untuk mengizinkan mereka membawa Yusuf as. Ya'qub as mengkhawatirkan mereka melakukan sesuatu yang tidak baik kepada anaknya Yusuf. Padahal yang paling tepat kala itu adalah tawakal kepada Alloh Swt, dan sebaik-baik tempat bersandar adalah kepada-Nya. Dan ini ada pada Ya'qub as ketika itu..
Kecintaan pada anaknya yang membuatnya melontarkan kata, "Aku khawatir kalau- kalau dia di makan srigala". ( Yusuf: 13 ). Ungkapan ini telah membuka celah alasan bagi mereka dan mereka-rekanya. Maka merekapun datang pada Ya'qub setelah membuang Yusuf ke dalam sumur, "..lalu dia di makan srigala". (Yusuf:17 ) Demikian juga dengan Yusuf, tatkala dia diajak melakukan kemungkaran terlontar darinya ucapan sebagai mana yang disebutkab dalan Al- Qur an, "Yusuf berkata, "Wahai tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. " (Yusuf: 33).
Sebagian Ahli tafsir menyebutkan bahwa sebenarnya ampunan dan Afiat lebih baik dari pada penjara. Akibat ucapan itu, Yusuf pun di penjara. Didalam gelapnya penjara, kepedihan kurungan, dia berkata kepada temannya yang akan dikeluarkan dari penjara, "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." (Yusuf: 42). Padahal Alloh Swt adalah dzat yang paling dekat untuk di sebut. Maka jawaban dari ucapan ini adalah, "karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya". (Yusuf: 42).
Sementara itu fir'aun sang durjana berseru: "dan (bukankah) sungai-sungai itu mengalir dibawahku". (Az-Zukhruf: 51). Akibat ucapannya ini, maka ganjaran yang ia dapatkan adalah Alloh mengalirkan air diatas kepalanya kala dia tenggelam dengan sangat mengenaskan. Salah seorang munafik yang murtad, sifat nifaknya menyingkap kata-katanya. Maka Alloh berfirman: "mereka rela bersama-sama orang-orang yang tidak ikut berperang, dan hati mereka telah di kunci mati, maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad)". (At-taubah: 87). Maka datanglah ijin, namun dangan ancaman, "ketahuilah bahwa, mereka telah terjerumus ke dalam fitnah". (At-Taubah:49). Dengan demikian bencana lahir dari ucapan, Memperhatikan omongan itu wajib, sebagaimana wajibnya memperhatikan amal perbuatan. Sebab hati itu ibarat bejana dimana lisan mendidihkan isinya.
Dalam buku (Bazarjamher) disebutkan: Bahwa seorang pemburu sedang mencari merpati di sebuah hutan tatkala dia telah dilanda putus asa, dia bermaksud untuk kembali kerumahnya. Namun tiba-tiba merpati itu berteriak, "di sana tak ada merpati"…. !!!, maka akibat ucapannya itu merpati tersebut tertanggkap.
Banyak kepala yang terpaksa menggelinding dan lepas dari badan karna kalimat ucapannya. Betapa banyak otak yang harus terbuai karna pemiliknya mengungkapkan kata-kata yang tidak benar dan tidak berarti apa-apa. Betapa banyak leher yang di putus karna lisan pemiliknya, salah dalam mengucapkan perkataan keji yang tidak di benarkan oleh Al Khalil ataupun Sibawaih (keduanya ahli Gramatika Bahasa Arab,pen). "Tidaklah manusia juga di tenggelamkan kedalam api Neraka karna keteledoran lidahnya?". Ingatlah firman Alloh "Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalau hadir". (Qaaf: 18).
Lisan itu zhalim dan tidak berhak di penjarakan sebelum melakukan dosa-dosa. Berhati-hatilah dalam bertutur kata, sebab setiap ucapan yang terlanjur terucap tidak dapat ditarik kembali. Pada umumnya manusia itu merasa sakit jika luka terkena oleh pedang, tapi lebih sakit lagi, jikalau luka karna ucapan. Lisan bisa saja lebih tajam dari pada pedang, meskipun pedangnya Sayyidina Ali ra. (Zulfikhar). Fitnah lebih kejam dari pada membunuh. Tidak ada tempat tinggal bagi seorang setelah kematian kecuali apa-apa yang telah di bangun selama hidupnya, jika dibangun dengan kebaikan maka tempat tinggalnya juga baik, dan jika dibangun dengan kejahatan maka jelek juga bangunannya. Waallahu a'lam…!!


Mahasiswa semester IV
Asal: Malang




Tadlhiyah Menuju Kehidupan Mulia

Oleh: Ca' Hanbali Dz


Pendahuluan
Wahai saudara saudaraku seiman dan seagama,.!!. Kehidupan di dunia ini tak ubahnya seperti menempuh satu jalan yang mendaki, berliku-liku dipenuhi duri dan jurang-jurang yang menghalangi perjalanan kita menuju akhir dari sebuah kehidupan. Dan semestinya setiap perjalanan itu memerlukan sebuah pengorbanan baik jiwa maupun raga untuk sampai pada garis finish yang kita tuju. Dalam hal ini Kholifah Umar Bin Khattab r.a mengatakan disaat menjelang wafatnya: "Tunggangilah kebenaran dan ceburkanlah dirimu dalam kesusah payahan menuju jalan kebenaran"
Kalimat diatas menjelaskan bahwasannya tidak ada cara lain yang harus kita lakukan selain berkorban menempuh jalan kebenaran demi kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam Al-Quran Allah Swt banyak menjelaskan hal yang berkenaan dengan kasus ini, diantaranya seperti yang di jelaskan dalam surah Arra'du ayat 11: "Sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga dia merubahnya sendiri". Ayat ini sebenarnya secara tidak langsung menyuruh kita berusaha serta berjuang utuk merubah nasib kita sendiri. Dan semua perjuangan itu membutuhkan sebuah pengorbanan dan kesusah payahan. Maka dari itu, Berjuanglah dan korbankanlah jiwa ragamu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.!!

Pembahasan
a.Pengorbanan adalah sebab dari sebuah akibat
Begitulah sunnatullah berlaku di dunia ini.. Kadangkala dalam fikiran kita terkumpul hal-hal yang nyata sehingga timbullah khayalan, ingin inilah, ingin itulah tanpa diiringi usaha untuk mengaplikasikannya. Sehingga pada akhirnya kita hanya duduk mematung di tempat sambil memandangi orang lain yang terus berlomba meninggalkan kita.
Dengan khayalan saja, saya rasa tidak akan mungkin bisa merubah keadaan semula tanpa adanya bentuk pengorbanan. Karena kenikmatan akan terasa setelah kita bersusah payah, berkorban dan berusaha tahap demi tahap untuk mendapatkannya. Dalam hal ini, Prof.Dr.Quraisy Shihab menjelaskan dalam Tafsir Al-Mishbah bahwasannya Allah SWT telah memberi petunjuk kepada manusia sehingga dapat memilih najdain (dua jalan ).
Pertama: ialah jalan kebaikan, seperti yang sudah saya paparkan diatas, bahwa perumpamaan jalan ini bagaikan jalan yang mendaki berliku liku dipenuhi duri dan jurang jurang yang menghalangi. Saya rasa jalan inilah yang akan mengantar kita menuju kehidupan mulia. Akan tetapi tidak lantas seenaknya kita melewati jalan itu, melainkan kita harus berhati hati dan bersusah payah untuk menghadapi rintangan yang menghalang.
Kedua: ialah jalan keburukan, perumpamaannya bagaikan jalan mulus tanpa jurang bahkan dipenuhi dengan bunga-bunga yang menggoda hasrat kita untuk terus melaluinya.
Wahai saudaraku..!!. Bukankah kita mengetahui bahwasannya seekor ulat mengorbankan dirinya untuk mengubah nasib hingga menjadi seekor kupu kupu yang enak dipandang mata, Maha Suci Allah Sang Pencipta segala !. Sepintas lalu kita berfikir bahwasannya sangat mustahil seekor ulat yang menjijikkan bisa menjadi hewan yang indah berwarna warni dilengkapi dengan dua sayap terbang menghiasi taman - taman bunga. Tapi itulah sebenarnya yang telah terjadi, seekor ulat itu mengorbankan dirinya menjadi kepompong menjauh atau bahkan keluar dari aktifitas kesehariannya demi mencapai tujuan atau nasib yang lebih baik dari sebelumnya.
Tanpa kita sadari kejadian alam ini telah berhasil merangsang akal kita untuk berkembang sehingga bisa mengambil makna makna dari kejadian kejadian itu.
 Kupu - kupu mengisyaratkan bahwa untuk mencapai kehidupan yang mulya itu membutuhkan pengorbanan dan kesusah payahan. Imam Jalaluddin Muhammad dan Jalaluddin Abdurrahman menerangkan dalam Tafsir Jalalain, bahwasannya Allah berfirman yang artinya: "Tidakkan kamu akan melalui jalan yang mendaki (jalan kebaikan). (QS.Al-Balad: 11). Jalan kebaikan ini akan berakhir pada sebuah kehidupan yang mulia walaupun pada awalnya jalan ini merupakan jalan yang mendaki. Dan tidak semua orang mampu melewatinya kecuali orang - orang yang bersabar.
 Kupu kupu mengisyaratkan bahwasannya Impossible is Nothing asalkan kita mau berusaha, bersusah payah dan berkorban. Bukankah Allah tidak akan merubah keadaan kita kecuali jika kita yang merubahnya sendiri.
b. Kenikmatan Akibat Dari Pengorbanan
Sebut saja, pada saat kita menanam padi. Kemudian, memberinya pupuk melalui tahap demi tahap hingga tahap terakhir, barulah kita bisa menikmati buahnya. Artinya apa..?. .Berakhirnya sebuah pengorbanan atau pada puncak kesulitan maka tiada kata lain kecuali kenikmatan.
Seperti kaidah mengatakan: "Kesulitan itu mendatangkan kemudahan". Para ulama' juga berpendapat dengan merujuk pada surat Al - Thalaq ayat 7, "Bahwa Allah tidak akan membebani kepada seseorang kecuali sesuatu yang datang kepadanya akan dijadikan oleh Allah kelapangan sesudah kesempitan". Imam Jalalain menambahkan, "Bahwasannya setelah kelapangan itu berupa kemenangan, dan pintu pintu rizqi yang terbuka lebar".

Penutup
Saya pikir itulah kehidupan. Dunia sebagai ladang akhirat tempat kita mencari bekal menuju kehidupan yang abadi. Sangat naïf bagi orang yang menganggap dunia sebagai tempat untuk bersenang - senang menikmati hasil panen. Jika memang didunia ini merupakan tempat untuk menikmati hasil panen, maka yang menjadi pertanyaan Kapan dan dimana anda telah menanamnya...?
Wahai saudara saudaraku ..!! Hidup adalah perjuangan menuju kehidupan yang mulia dan abadi. Dan perjuangan itu tidak akan terhenti sampai terpisahnya ruh kita dari badan. Wallahu a'lam..!!


Mahasiswa semester IV
Asal: jember

Jumat, 27 Maret 2009



Teologi Islam dan Problem Pluralitas
Meski sebagai muslim kita diwajibkan untuk meyakini bahwa agama Islam adalah yang paling benar, namun Islam melarang umatnya untuk merendahkan agama lain. Apalagi menyakiti penganut agama non-Islam. Sikap merendahkan non-muslim justru akan menunjukkan bahwa Islam bukan agama yang mulia. Padahal perintah Allah dan semangat ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Adalah sebuah absurditas jika pengakuan tersebut tidak diiringi dengan sikap yang toleran terhadap pemeluk agama lain.
Tradisi Teologi
Nabi Muhammad Saw adalah teladan yang layak dijadikan panutan dalam konteks ini. Dalam kehidupan beliau sebagai pemimpin masyarakat Madinah, sikap toleran terhadap umat lainnya menjadi karakter kepemimpinannya. Bukan “arogansi teologis” yang beliau tunjukkan kepada kaum Yahudi dan Nasrani, melainkan ajakan untuk bersama-sama membangun masyarakat dan melindungi negara dari ancaman musuh. Padahal jika beliau mau, mereka bisa saja diusir dari Madinah dengan alasan beda agama.
Atas dasar itu kekerasan terhadap pemeluk agama lain yang ditampilkan oleh sejumlah umat Islam di Indonesia tidak memiliki “legitimasi doktrin” dan landasan sejarah. Eksklusivisme dan kekerasan adalah sebuah “arogansi teologi”, keangkuhan yang disebabkan oleh perasaan paling benar. Kenyataannya, “arogansi teologi” yang diekspresikan dengan sikap diskriminatif dan kecurigaan berlebihan terhadap non-Muslim, akan menjatuhkan kredibilitas Islam di mata non-Muslim. Pada dasarnya eksklusivisme dan radikalisme dilatari oleh kesalahan dalam memahami teks al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad Saw.
Dalam tradisi intelektual Islam, teologi yang dikenal luas adalah Asy’ariyah, selanjutnya lebih populer disebut Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Teologi ini berkembang pesat dan menjadi mazhab resmi yang dianut mayoritas umat Islam. Nampaknya, banyaknya jumlah pengikutnya ini yang menjadi alasan penyebutan al-Jama’ah (mayoritas). Kemunculan teologi Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah adalah sintesa sekaligus solusi atas kebingungan teologis yang dialami umat Islam. Pertarungan antara Ahlu al-Hadits dan Ahlu al-Ra’yi (teologi Mu’tazilah) membuahkan dilema, keduanya berada pada titik ekstrim yang tidak mudah untuk didamaikan. Pertarungan tersebut berujung pada peristiwa mihnah (inquisition), di mana Imam Ahmad bin Hambal dihukum lantaran berbeda dengan mazhab resmi kekhalifahan al-Ma’mun (Dinasti Abbasiyah). Imam Hambal mewakili Ahlu al-Hadits, sementara al-Ma’mun Ahlu al-Ra’yi.
Truth claim dari masing-masing pihak memunculkan kebingungan teologis di kalangan umat Islam. Kemunculan teologi Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah seakan memberikan alternatif di antara dua titik ekstrim yang saling berhadapan tadi. Imam Asy’ari mampu memediasi ketegangan pandangan dua mazhab tadi. Di tangan Imam Asy’ari, teologi ahlu al-Sunnah wa al-jama’ah diposisikan berdiri di antara kedua mazhab tersebut, kemudian pada masa berikutnya di tangan Imam al-Ghazali teologi tersebut semakin mendapatkan simpati umat Islam secara luas.
Problem Pluralitas
Satu hal yang patut dicermati yaitu bahwa, kemunculan suatu teologi tertentu senantiasa terkait dengan upaya merespon permasalahan umat yang terjadi pada saat itu. Latar belakang sosial, politik, dan budaya memiliki faktor penting dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan teologi Islam. Teologi Islam tidak berhenti sampai di tangan al-Ghazali. Kini di tangan para cendekiawan muslim semacam KH Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Syafi’i Ma’arif, dan lain-lain teologi Islam dihadapkan pada problem sosial yang baru, yaitu pluralitas (kemajemukan).
Bagaimana pandangan Islam terhadap agama lain, terkait dengan kebenaran dan keselamatan? Pertanyaan ini layak menjadi bahan renungan bagi umat Islam, tatkala kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kenyataannya tidak monolitik. Pluralitas etnis dan agama, jika tidak disikapi secara dewasa akan berbahaya bagi rasa persatuan sebagai bangsa. Oleh karena itu, sejatinya teologi Islam didialogkan dengan pluralitas agama. Dengan kata lain umat Islam perlu mendefinisikan diri di tengah agama lain. Pendefinisian tersebut mendesak untuk dilakukan, sebab interaksi sosial kita tidak bisa dilepaskan dari jalinan hubungan dan kerjasama dengan agama lain. Manakala kita mengabaikan hal ini, maka akan terjadi kebingungan teologis di kalangan umat. Paling tidak, umat akan merasa resah dan gelisah berkenaan dengan yang mereka kerjakan.
Akan timbul suatu dilema ketika ada keengganan untuk mendialogkan teologi dengan pluralitas, yang berakibat pemisahan aktivitas dunia dan agama. Sebab ketika agama dipandang tidak relevan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk tersebut, umat Islam dengan sendirinya akan mengalami kegagapan.
Mendialogkan teologi dengan pluralitas mengandung maksud menggali nilai-nilai teologi Islam yang relevan atau sesuai dengan pluralitas. Mendialogkan teologi Islam dengan pluralitas didorong harapan terkikisnya konflik dan kekerasan antar pemeluk agama. Upaya seperti itu biasanya akan dihadapkan pula dengan perlunya dialog antar-teologi. Dialog antar-teologi bukan dimaksudkan sebagai usaha untuk saling menunjukkan kelemahan teologi agama lain, melainkan mengapresiasinya. Sebab kebenaran teologi setiap agama tidak selalu dapat diikuti dengan rasionalitas dan logika, seringkali keimanan yang berlandas pada kenyamananlah yang menjadi penentunya. Maka jika dialog tersebut berdebat mendiskusikan kelemahan teologi agama lain, tidak berfaidah besar, bahkan merugikan.(CMM/Hilaly Basya

Minggu, 15 Maret 2009



Mozilla/5.0 (Windows; U; Windows NT 5.1; en-US; rv:1.8.0.4) Gecko/20060508 Firefox/1.5.0.4 - Build ID: 2006050817

Rabu, 11 Maret 2009

सेकुलारिसमे ISLAM

AGAMA DAN NEGARA DALAM PANDANGAN SOEKARNO & NATSIR





Latar Belakang

Indonesia yang merdeka pada tahun 1945 adalah sebuah negara yang berbentuk Kesatuan. Hal itu berdasarkan kesepakatan para founding fathers kita yang telah berjuang melalui berbagai cara baik diplomatk maupun konfrontasi fisik. Dalam sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan) dibahas berbagai persiapan untuk kemerdekaan Indonesia. Topik bahasan itu antara lain adalah mengenai bentuk negara, batas negara, dan dasar negara. Mengenai dua poin bahasan pertama tidak terjadi perdebatan yang berarti, tetapi untuk bahasan mengenai dasar negara terjadi pembahasan yang alot dan perdebatan yang sengit.

Perdebatan itu muncul ke permukaan sekitar tahun 1940-an dan terjadi antara dua tokoh besar saat itu yaitu Soekarno dan Natsir. Perdebatan tentang dasar negara berkutat pada dua pemikiran mereka yang bertolak belakang satu sama lain. Soekarno menganggap bahwa negara harus dipisahkan dari agama. Kelompok yang mempunyai ide yang sama dengan Soekarno sering disebut Kaum Nasionalis Sekuler. Pemikiran yang bertolak belakang diperlihatkan oleh Natsir yang menganggap bahwa persoalan negara tidak dapat dipisahkna dari agama (dalam hal ini Islam). Kelompok yang mempunyai ide yang sama dengan Natsir sering disebut Kaum Nasionalis Islam. Keduanya sebenarnya mempunyai satu cita-cita yang sama untuk membangun negara ini. Tetapi keduanya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menentukan dasar negara ini.



Sosialisasi Politik Soekarno dan Natsir

Masa kecil Soekarno lebih banyak dihabiskan di Tulung Agung (Kediri). Sebelumnya ia tinggal bersama orang tuanya di Surabaya. Tetapi pada usia sekitar lima tahun ia pindah ke Kediri dan tinggal bersama kakeknya. Pada saat itu ia sering diajak oleh kakeknya menonton wayang. Kakeknya ingin mewariskan kecintaannya pada mitologi Jawa klasik itu. Saat itulah Soekarno mulai tertarik. Ia sangat menyukai cerita tentang kisah Mahabarata. Tokoh yang sangat ia kagumi adalah Bima. Bahkan ia mengidentifikasikan dirinya sebagai Bima. Itu adalah awal internalisasi nilai-nilai yang nantinya menjadi dasar pemikiran dan perjuangan bagi Soekarno.[1] Lain lagi halnya dengan pengaruh Barat yang juga mempengaruhi Soekarno. Soekarno kecil tidak pernah mendapatkan pelajaran agama baik formal maupun informal. Keluarganya lebih ke arah kejawen. Wajar apabila pemikiran-pemikirannya di masa selanjutnya tidak mempunyai dasar agama yang kuat. Soekarno banyak mencicipi bangku sekolah Belanda. Tetapi saat itu ia justru mengalami sebuah pengalaman yang memperlihatkan diskriminasi bangsa Barat kepada kaum Bumiputera. Selain hal di atas, ia juga pernah mengalami sosialisasi politik liannya. Seperti bergabungnya ia dengan aktivitas politik di Trikoro Darmo. Sosialisasi politiknya semakin kuat saat ia mondok dan diasuh di rumah tokoh utama Sarekat Islam yaitu Tjokroaminoto. Di sana ia mulai berkenalan dengan berbagai tokoh antara lain adalah Ki Hajar Dewantara, Agus Salim, dan lain-lain. Soekarno mendapat berbagai pengaruh pemikiran Barat dalam hidupnya. Hal itu ia peroleh ketika berseolah di sekolah asing. Persentuhannya dengan berbagai pemikiran itu membawa pengaruh kuat dalam pemikiran Soekarno nantinya.

Natsir memperoleh sosialisasi politik yang berbeda dengan Soekarno. Ia lahir dari keluarga Minang dan dibesarkan dalam kebudayaan dan adat Minang. Keluarganya sangat menekankan tentang pentingnya beragama dan menjalani ajaran agama. Oleh karena itulah masa kecilnya dihabiskan dengan berbagai kegiatam dan pelajaran agama disamping sekolah formal yang ia ikuti. Pengaruh budaya Minangkabau juga sangat lekat dalam sosialisasi politik Natsir. Latar belakang sejarah pergerakan Islam di Minang juga menjadi fokus utama. Karena pada masa sebelum Natsir lahir pada tahun 1908 di Minang sedang terjadi sebuah gerakan pembaharuan Islam yang dipelopori oleh kaum muda di daerah tersebut. Gerakan itu diilhami dan dipengaruhi oleh gerakan pembaharuan Islam yang ada di luar negeri seperti Wahhabi di Arab serta Muhammad Abduh di Mesir. Bahkan di antara mereka ada yang pernah berguru langsung dengan tokoh-tokoh Wahhabi. Tuntutan gerakan tersebut antara lain purifikasi (pemurnian) ajaran Islam. Gerakan itulah yang nantinya membawa pengaruh besar pada pemikiran Natsir. Selain pengaruh latar belakang sejarah itu, ada hal lainnya yang juga menjadi sosialisasi politik bagi Natsir yaitu pendidikan formal yang ia tempuh. Pada usia delapan tahun ia bersekolah di HIS (Hollandse Inlandse School) yang didirikan oleh Haji Abdullah Ahmad (seorang tokoh pembaharu di Padang). Beberapa bulan setelah itu ia dipindahkan ke HIS pemerintah yang sepenuhnya memakai sistem pendidikan Barat (Belanda) di Kota Solok. Itulah awal mula interaksinya dengan sistem kolonial. Setelah lulus dari HIS, ia melanjutkan ke MULO. Saat di MULO ia mulai bersentuhan dengan aktivitas organisasi yaitu bergabung denga Jong Islamieten Bond. Pada tahun 1927 ia melanjutkan pendidikan dan merantau ke Bandung. Inilah momen pertemuannya dengan berbagai tokoh-tokoh Islam sekaligus sebagai tempat penempaannya hingga menjadi tokoh terkemuka.[2]



Pertarungan Ideologis Kelompok Sekuler dan Islam

Pertarungan ideologis antara dua golongan ini memfokuskan pada masa pergerakan nasional dan membatasi waktu pada tahun 1920-1939. Pada dasawarsa 1920-1930-an disebutkan oleh Taufik Abdullah sebagai “dasawarsa ideologi”. Hal itu dikatakan karena pada masa itu berbagai jenis ideologi berkembang dan menjadi perdebatan di kalangan kaum pergerakan nasional yang kemudian akan mempengaruhi pertumbuhan keagamaan serta ideloogi perjuangan. Organisasi-organisasi yang memperdebatkan hal itu antara lain adalah Sarekat Islam dan PNI. Perdebatan itu terjadi di berbagai kesempatan dan melalui berbagai media yang ada.. Bahasan utamanya jelas yaitu mengenai ideologi perjuangan yang akan dijadikan sebagai pijakan serta dasar sebuah negara.



Pertentangan Pemikiran Soekarno dan Natsir

Polemik ini bermula ketika munculnya sebuah artikel pada tahun 1940 yang ditulis oleh Soekarno berjudul “Apa Sebab Turki Memisah Agama dari Negara”. Tulisan itu dimuat di majalah Panji Islam. Menurut penulis, alasan dibuatnya tulisan itu sekedar untuk memenuhi permintaan pembaca Panji Islam dan sebagai bahan pertimbangan tentang baik buruknya serta benar salahnya agama dipisahkan dari negara. Dalam tulisan tersebut penulis menyatakan bahwa dirinya tidak memihak kebijaksanaan Kemal Attaturk dan tidak memberikan penilaian darinya mengenai ide dan tindakan Kemal tesebut walaupun ia telah membaca sekitar dua puluh buku yang mambahas tentang masalah tersebut. Tulisan itu dibantah oleh Natsir yang pada mulanya menulis dengan nama samaran A.Muchlis. Artikel-artikel Soekarno dikatakannya tidak hanya sekedar bahan pertimbangan untuk dipikirkan saja, melainkan pernyataan pemihakan Soekarno terhadap ide dan dan tindakan Kemal. Perdebatan antara kedua tokoh tersebut terjadi dalam bentuk argumentasi yang dituliskan melalui artikel di majalah. Banyak sekali artikel yang mereka buat untuk saling membantah pemikiran diantara mereka mengenai Islam dan Negara. Tapi saya akan mengungkapkan pertentangan itu bukan dalam transkrip artikel melainkan melalui intisari pemikiran mereka.



Pemikiran Soekarno dan Natsir tentang Negara Islam

Pemikiran Soekarno tentang masalah ini terkait dengan gagasan pemisahan agama dari negara di Barat (Eropa) yang menyatakan bahwa agama adalah aturan spiritual (akhirat) dan negara adalah aturan duniawi (secular). Ditambahkan oleh soekarno bahwa agama adalah urusan spiritual pribadi, sedangkan masalah negara adalah persoalan dunia dan kemasyarakatan. Berdasarkan hal tersebut, ia menilai bahwa pelaksanaan ajaran agama hendaknya menjadi tanggung jawab setiap pribadi muslim dan bukan negara atau pemerintah. Negara dalam hal ini tidak turut campur untuk mengatur dan memaksakan ajaran-ajaran agama kepada para warga negaranya. Tapi menurutnya dengan dipisahkannya agama dengan negara bukan berarti ajaran Islam dikesampingkan, sebab dalam negara demokrasi, semua aspirasi termasuk aspirasi keislaman dapat disalurkan melalui parlemen. Umat Islam juga jangan terpaku dengan bentuk formal atau luar ajaran Islam tetapi lebih memperhatikan isi (substansi) atau semangat ajaran Islam. Apabila Indonesia menjadi Negara Islam dan Islam diterima sebagai dasar negara maka akan terjadi perpecahan di Indonesia karena tidak seluruh rakyat Indonesia beragama Islam. Menurut pandangan Soekarno, negara nasional adalah cita-cita rakyat Indonesia. Dalam usaha membangkitkan semangat cinta tanah air harus ditekankan pentingnya persatuan yang menurutnya tidak dapat didasarkan pada sukuisme, agama, atau ras. Persatua bangsa menurut Soekarno (mengutip Ernest Renan) hanya bisa dibangun oleh kehendak untuk bersatu (le desire d’etre ensemble) dan rasa pengabdian kepada tanah air. Persatuan harus mengabaikan kepentingan golongan yang sempit sekalipun berupa kepentingan Islam.[3] Beberapa poin diatas merupakan gambaran singkat pemikiran Soekarno mengenai Islam dan Negara.

Natsir mengemukakan pandangannya tentang Negara Islam. Salah satu penyebab mengapa orang tidak setuju tentang persatuan agama dan negara ialah karena gambaran yang keliru mengenai negara Islam. Gambaran yang disampaikan para Orientalis Barat itu menurutnya telah menyimpang dari bentuk asli negar Islam dan telah mempengaruhi umat islam untuk tidak menyetujui penyatuan Islam dengan Negara. Menurutnya, kekhalifahan Turki Utsmani terakhir (yang menurut Soekarno dianggap sebagai Negara Islam) dinilai tidak mencerminkan ciri-ciri Negara Islam. Natsir juga berpandangan bahwa negara sebagai alat untuk merealisasikan cita-cita Islam sesuai Al Quran dan Sunnah dan bukan merupakan tujuan akhir dalam Islam. Dalam Fiqhud Da’wah, Natsir menggambarkan bahwa hidup duniawi dan ukhrawi pada hakikatnya hanyalah dua fase (tahapan) dari kehidupan yang satu dan kontinyu; fase yang satu berkesinambungan dengan yang lain bagaikan bersambungnya siang dan malam. Ajaran Islam menurutnya tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam Islam terdapat semua perangkat atuarn di setiap aspek kehidupan tanpa terkecuali. Prinsip kenegaraan dalam Islam menekankan kepada bentuk musyawarah atau syuro. Tapi menurutnya, musyawarah dalam Islam berbeda dengan demokrasi karena dasar pemerintahan harus bersandar kepada ajaran Islam yang sudah jelas dan pasti (qath’i). Jadi prinsip pemerintahan negara tidak boleh ada yang lain walaupun ditentukan melalui proses musyawarah parlemen atau meminta persetujuan mayoritas warga negara. Dalam hal ini, Natsir menyatakan bahwa untuk dasar negara hanya mempunyai dua pilihan yaitu Sekularisme (la-diniyah, atau paham agama (dini).[4] Maka negara yang dikehendaki natsir adalah negara yang pada prinsipnya diatur oleh hukum-hukum Allah (syariat Islam).

Selasa, 10 Februari 2009

kisah orang sukses dunia



KISAH-KISAH ORANG SUKSES DUNIA

sebab 7 kali orang benar jatuh,
namun ia bangun kembali,
tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Amsal 24:16

1. NANCY MATTHEWS EDISON (1810-1871)

suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, " Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah."

sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, " anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia."

Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai" diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya!

ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.
2. JOANNE KATHLEEN ROWLING

sejak kecil, Rowling memang sudah memiliki kegemaran menulis. bahkan di usia 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. ia juga memiliki kegemaran tanpa malu" menunjukan karyanya kepada teman" dan orangtuanya. kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. daya imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia.

akan tetapi, dalam kehidupan nyata, Rowling seperti tak henti disera masalah. keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. ditambah dengan perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam sebuah kereta api. tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.

naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya, Joanne Rowling. pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.

akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak dipasaran. semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. tak ada kesukdedan yang dibayar dengan harga murah
Rafael_1989
04-27-2008, 02:06 PM
3. STEVE JOBS

tahun 1976, bersama rekannya Steve Wozniak, Jobs yang baru berusia 21 tahun mulai mendirikan Apple Computer.Co di garasi milik keluarganya. dengan susah payah mengumpulkan modal yang diperoleh dengan menjual barang" mereka yang paling berharga, usaha itu pun dimulai. komputer pertama mereka, Apple 1 berhasil mereka jual sebanyak 50 unit kepada sebuah toko lokal. dalam beberapa tahun, usaha mereka cukup berkembang pesat sehingga tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley dari Pepsi Cola untuk memimpin perusahaan itu. sampai sejauh itu, Apple Computer menuai kesuksesan dan makin menancapkan pengaruhnya dalam industri komputer terlebih dengan diluncurkannya Macintosh. namun, pada tahun 1985, setelah konflik dengan Sculley, perusahaan memutuskan memberhentikan pendiri mereka, yaitu Steve Jobs sendiri.

setelah menjual sahamnya, Jobs yang mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan bersepeda dan berpergian ke Eropa. namun, tak lama setelah itu, pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. ia pun memulai usaha baru yaitu perusahaan komputer NeXT dan perusahaan animasi Pixar. NeXT yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil. akan tetapi, Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. melalui Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi seiring dengan diluncurkannya film produksinya Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo dan The Incredibles.

sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya dominasi IBM dan Microsoft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris terpuruk. maka, tahun 1997, Jobs dipanggil kembali untuk mengisi posisi pimpinan sementara. dengan mengaplikasi teknoligi yang dirancang di NeXT, kali ini Apple kembali bangkit dengan berbagai produk berteknologi maju macam MacOS X, IMac dan salah satu yang fenomenal yaitu iPod.

kisah sukses Steve Jobs mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. penolakan dan kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti.
4. OPRAH WINFREY


Bermodal keberanian �Menjadi Diri Sendiri�, Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara �The Oprah Winfrey Show� telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.

TAHUKAH ANDA?
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras.

�Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia� katanya dalam suatu wawancaranya.

Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.

Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.

Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..

Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!

Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama. Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.

Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.

Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. �Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini� ujarnya berharap.

Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani!
tentu kamu mengenal 7up. merk softdrink rasa jeruk nipis ini terbilang cukup populer di penjuru dunia. dibalik ketenaran merk 7up rupanya ada kisah yang sangat menarik untuk kita pelajari tentang arti "pantang menyerah".

awal mulanya perusahaan ini mengambil nama 3up sebagai merek sodanya. namun sayangnya, usaha ini gagal. kemudian si pendiri kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan 4up. malangnya, produk ini pun bernasib sama dengan sebelumnnya. selanjutnya dia berusaha bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5up. gagal lagi. kecintaanya pada soda membuatnya tak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6up. produk ini pun gagal dan dia pun menyerah.

beberapa tahun kemudian, orang lain muncul dan membuat soda dengan nama 7up dan mendapat sukses besar! mungkin kita tidak tahu kapan usaha kita akan membuahkan hasil, tapi suatu saat nanti pastilah waktu itu akan tiba. justru karena kita ga tahu kapan waktu keberhasilan kita, maka jangan pernah kita menghentikan usaha kita dan memutuskan untuk menyerah. 3up gagal, buatlah 4up! 4up gagal, dirikan 5up! bahkan meski harus muncul 6up, 7up, 8up, atau 100up sekalipun, jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan hasil.

percayalah bahwa Tuhan menghargai usaha kita. keberhasilan ga datang pada orang yang malas berjuang dan gampang menyerah. tunjukan kualitas iman kita melalui ketekunan kita dalam berjuang! tetap semangat!

dan ketekunan manimbulkan tahan uji
dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Roma 5:4
Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster? Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.

Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya-Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.

Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi �barang dagangan' yang sangat laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.

Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar�menyatukan' komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.

TIADA KETEKUNAN YANG TIDAK MEMBAWA HASIL...
7. BILL GATES & PAUL ALLEN


Kisah Maestro Microsoft Bill Gates and Paul Allen

William Henry Gates III atau lebih terkenal dengan sebutan Bill Gates, lahir di Seatle, Washington pada tanggal 28 Oktober 1955. Ayah Bill, Bill Gates Jr., bekerja di sebuah firma hukum sebagai seorang pengacara dan ibunya, Mary, adalah seorang mantan guru. Bill adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil Bill mempunyai hobi �hiking�,bahkan hingga kini pun kegiatan ini masih sering dilakukannya bila ia sedang �berpikir�.

Bill kecil mampu dengan mudah melewati masa sekolah dasar dengan nilai sangat memuaskan, terutama dalam pelajaran IPA dan Matematika. Mengetahui hal ini orang tua Bill, kemudian menyekolahkannya di sebuah sekolah swasta yang terkenal dengan pembinaan akademik yang baik, bernama �LAKESIDE�. Pada saat itu , Lakeside baru saja membeli sebuah komputer, dan dalam waktu seminggu, Bill Gates, Paul Allen dan beberapa siswa lainnya (sebagian besar nantinya menjadi programmer pertama MICROSOFT) sudah menghabiskan semua jam pelajaran komputer untuk satu tahun.

Kemampuan komputer Bill Gates sudah diakui sejak dia masih bersekolah di Lakeside. Dimulai dengan meng�hack� komputer sekolah, mengubah jadwal, dan penempatan siswa. Tahun 1968, Bill Gates, Paul Allen, dan dua hackers lainnya disewa oleh Computer Center Corp. untuk menjadi tester sistem keamanan perusahaan tersebut. Sebagai balasan, mereka diberikan kebebasan untuk menggunakan komputer perusahaan. Menurut Bill saat itu lah mereka benar- benar dapat �memasuki� komputer. Dan disinilah mereka mulai mengembangkan kemampuan menuju pembentukan Microsoft, 7 tahun kemudian.

Selanjutnya kemampuan Bill Gates semakin terasah. Pembuatan program sistem pembayaran untuk Information Science Inc, merupakan bisnis pertamanya. Kemudian bersama Paul Ellen mendirikan perusahaan pertama mereka yang disebut Traf-O-Data. Mereka membuat sebuah komputer kecil yang mampu mengukur aliran lalu lintas. Bekerja sebagai debugger di perusahaan kontrkator pertahanan TRW, dan sebagai penanggungjawab komputerisasi jadwal sekolah, melengkapi pengalaman Bill Gates.

Musim gugur 1973, Bill Gates berangkat menuju Harvard University dan terdaftar sebagai siswa fakultas hukum. Bill mampu dengan baik mengikuti kuliah, namun sama seperti ketika di SMA, perhatiannya segera beralih ke komputer. Selama di Harvard, hubungannya dengan Allen tetap dekat. Bill dikenal sebagai seorang jenius di Harvard. Bahkan salah seorang guru Bill mengatakan bahwa Bill adalah programmer yang luar biasa jenius, namun seorang manusia yang menyebalkan.

Desember 1974, saat hendak mengunjungi Bill Gates, Paul Allen membaca artikel majalah Popular Electronics dengan judul �World`s First Microcomputer Kit to Rival Commercial Models�. Artikel ini memuat tentang komputer mikro pertama Altair 9090. Allen kemudian berdiskusi dengan Bill Gates. Mereka menyadari bahwa era �komputer rumah� akan segera hadir dan meledak, membuat keberadaan software untuk komputer - komputer tersebut sangat dibutuhkan. Dan ini merupakan kesempatan besar bagi mereka.

Kemudian dalam beberapa hari, Gates menghubungi perusahaan pembuat Altair, MITS (Micro Instrumentation and Telemetry Systems). Dia mengatakan bahwa dia dan Allen, telah membuat BASIC yang dapat digunakan pada Altair. Tentu saja ini adalah bohong. Bahkan mereka sama sekali belum menulis satu baris kode pun. MITS, yang tidak mengetahui hal ini, sangat tertarik pada BASIC. Dalam waktu 8 minggu BASIC telah siap. Allen menuju MITS untuk mempresentasikan BASIC. Dan walaupun, ini adalah kali pertama bagi Allen dalam mengoperasikan Altair, ternyata BASIC dapat bekerja dengan sempurna. Setahun kemudian Bill Gates meninggalkan Harvard dan mendirikan Microsoft.


Kisah Bill Gates Meninggalkan Harvard Demi Mengejar Impian

Ketika ia bosan dengan Harvard, Gates melamar pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan komputer di daerah Boston. Gates mendorong Paul Allen untuk mencoba melamar sebagai pembuat program di Honey-well agar keduanya dapat melanjutkan impian mereka untuk mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.

Pada suatu hari di bulan Desember yang beku, Paul Allen melihat sampul depan majalah Popular Mechanics, terbitan Januari 1975, yaitu gambar komputer mikro rakitan baru yang revolusioner MITS Altair 8080 (Komputer kecil ini menjadi cikal bakal PC di kemudian hari). Kemudian Allen menemui Gates dan membujuknya bahwa mereka harus mengembangkan sebuah bahasa untuk mesin kecil sederhana itu. Allen terus mengatakan, Yuk kita dirikan sebuah perusahaan. Yuk kita lakukan.

Kami sadar bahwa revolusi itu bisa terjadi tanpa kami. Setelah kami membaca artikel itu, tak diragukan lagi dimana kami akan memfokuskan hidup kami.
Kedua sahabat itu bergegas ke sebuah komputer Harvard untuk menulis sebuah adaptasi dari program bahasa BASIC. Gates dan Allen percaya bahwa komputer kecil itu dapat melakukan keajaiban. Dari sana pula mereka mempunyai mimpi, tersedianya sebuah komputer di setiap meja tulis dan di setiap rumah tangga.

Semangat Allen dan Gates tidak percuma. Berawal dari komputer kecil itulah yang menjadi mode dari segala macam komputansi. Dan sekarang bisa Anda lihat bahwa PC telah benar-benar menjadi alat jaman informasi. Dan hampir setiap orang mengenal Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia saat ini.

"orang yang sukses adalah
orang yang memiliki mimpi
dan keyakinan bahwa mimpi itu akan dapat terjadi
berapapun harga yang harus ia bayar"
Hironobu Sakaguchi (1962) dulu menjabat Direktur Perencanaan dan Pengembangan untuk Square Co., Ltd. Ia adalah pencipta seri permainan Final Fantasy. Pada tahun 1991 ia diberi kehormatan menjabat Wakil Presiden Eksekutif dan tak lama berselang ditunjuk menjadi Presiden Square USA, Inc. Pada tahun 2001, ia mendirikan he Mistwalker, yang mulai beroperasi tiga tahun kemudian.

Sakaguchi bersama-sama Masafumi Miyamoto mendirikan Square pada tahun 1983. Permainan-permainan pertama mereka sangat tidak sukses. Ia lalu memutuskan untuk menciptakan pekerjaan terakhirnya dalam industri permainan dengan seluruh sisa uang Square, dan menamakannya Final Fantasy. Permainan ini, di luar perkiraannya sendiri, ternyata melejit, dan ia membatalkan rencana pensiunnya. Ia kemudian memulai kelanjutan permainan ini dan saat ini telah dibuat Tiga belas permainan Final Fantasy. Setelah enam permainan pertama dipasarkan, ia lebih berperan sebagai produser eksektuif untuk seri ini dan juga banyak permainan Square lainnya.

Sakaguchi memiliki karir yang panjang dalam industri permainan dengan penjualan lebih dari 80 juta unit permainan video di seluruh dunia. Sakaguchi mengambil lompatan dari permainan ke film saat ia mengambil peran sebagai sutradara film dalam Final Fantasy: The Spirits Within, sebuah film animasi yang didasari dari seri permainan terkenalnya Final Fantasy. Akan tetapi, film ini ternyata gagal dan menjadi salah satu film yang paling merugi dalam sejarah perfilman, dengan kerugian lebih dari 120 juta USD yang berujung dengan ditutupnya Square Pictures. Sakaguchi lalu diturunkan dari posisi eksekutif Square. Kejadian ini juga mengurangi keuangan Square dan akhirnya membawa Square bergabung dengan saingannya Enix, menjadi Square Enix. Sakaguchi lalu mengundurkan diri dari Square dan mendirikan Mistwalker dengan dukungan finansial dari Microsoft Game Studios.

Pada tahun 2001, Sakaguchi menjadi orang ketiga yang masuk dalam Academy of Interactive Arts and Science' Hall of Fame. Pada bulan Februari 2005 diumumkan bahwa perusahaan Sakaguchi, Mistwalker, akan bekerja sama dengan Microsoft Game Studios untuk memproduksi dua permainan role-playing game untuk Xbox 360.

Pelajaran berharga: Dari awal karier, beliau banyak mengalami kegagalan, namun beliau tidak pernah menyerah hingga akhirnya menciptakan seri "Final Fantasy" yang sangat di nantikan kehadirannya, bahkan di puncak kariernya beliau kembali menghadapi kegagalan melalui proyek kontroversialnya (Final Fantasy : Spirit Whitin) yang mengakibatkan penurunan jabatan dan penutupan "Square Pictures" hingga akhirnya pengunduran dirinya dari Square.

Namun itu bukan akhir dari beliau, tapi menjadi loncatan bagi dia untuk kembali bangkit.


Pro 24:16 For a righteous man falls seven times and rises again, but the wicked are overthrown by calamity.
Charles Darrow


Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan bermimpi suatu hari nanti ia menjadi seorang jutawan. Ia sepenuh sadar bahwa impian adalah sesuatu yang mampu membangkitkan motivasi dan memberikan arah bagi kehidupan setiap insan. Impian ini kemudian disampaikannya kepada sang kekasih. Beberapa waktu kemudian mereka menikah.

Sayangnya tidak lama kemudian terjadi krisis ekonomi yang parah. Masa depresi besar tiba! Pasangan ini kemudian mengalami berbagai peristiwa menyedihkan dalam kehidupan mereka. Mulai dari kehilangan pekerjaan dan mobil, rumah yang digadaikan hingga tabungan yang kian menipis dari hari ke hari. Sang pemuda ini mengalami frustrasi luar biasa. Ia kerap duduk termenung seorang diri. Ia bahkan menyarankan agar istrinya meninggalkan dia. Ia merasa tidak mampu lagi menjadi suami yang baik. Ia merasa telah gagal dalam hidupnya.

Siapa menduga sang istri justru tidak kehilangan harapannya sedikit pun? Sang istri yang penuh kasih sayang ini selalu dekat dan menguatkannya. Dengan tidak bosan-bosannya ia meyakinkan sang suami bahwa impian untuk menjadi jutawan itu belum mati dan mereka pasti bisa mencapainya bersama-sama suatu hari kelak. �Suamiku, kita harus tetap melakukan sesuatu agar impian kita itu tetap hidup,� katanya berulang kali kepada sang suami. �Tetap hidup?� jawab sang suami, �Impian kita telah mati! Kita telah gagal!�

Sang istri tetap tidak mau percaya bahwa impian itu telah mati. Ia bahkan sama sekali tidak bersedia untuk mengubur impian tersebut! Untuk tetap menjaga kehidupan impian tersebut ia mengajak sang suami untuk merancang apa yang akan mereka lakukan jika suatu saat nanti mereka menjadi jutawan. Keduanya lalu mulai melakukan hal ini setiap kali selesai makan malam.

Waktu terus berlalu dan mereka masih saja melakukan kegiatan yang sama hingga suatu hari sang suami mendapatkan sebuah ide brilian: menciptakan permainan uang. Yakni barang-barang apa saja yang akan dibeli jika seseorang memiliki �uang�, misalnya tanah, rumah, gedung, dsb. Gagasan ini terus mereka matangkan. Mereka menambahkan papan permainan, dadu, kartu, rumah-rumah kecil, hotel-hotel kecil, dsb. Bisakah Anda menebak permainan apakah ini? Ya, tepat! Permainan itu bernama monopoli. Ya, begitulah cerita bagaimana Charles Darrow dan istrinya, Esther menciptakan permainan tersebut. Permainan ini kemudian dijual kepada seorang pengusaha dengan harga satu juta dolar dan impian jadi jutawan pun terwujud!

kisah orng



Sabtu, 07 Februari 2009

Sejarah Kodifikasi Al-Quran

 

Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril a’s. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat.

 

Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi.

 

Mushaf Al-Qur’an yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu jaminan atas keotentikan Al-Qur’an langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub dalam firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan kamilah yang akan menjaganya"

 

Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW.

Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:

 

Pertama : al Jam'u fis Sudur

Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya.

 

Kedua : al Jam'u fis Suthur

Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu terus menerus turun selama kurun waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al-Qur’an. Rasul SAW bersabda "Janganlah kalian menulis sesuatu dariku kecuali Al-Qur’an, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al-Qur’an maka hendaklah ia menghapusnya " (Hadis dikeluarkan oleh Muslim (pada Bab Zuhud hal 8) dan Ahmad (hal 1).

 

Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada media yang terdapat pada waktu itu berupa ar-Riqa' (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al-Qur’an telah terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al-Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata: "Suatu saat kita bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al-Qur’an (mengumpulkan) pada kulit binatang ".

 

Dari kebiasaan menulis Al-Qur’an ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah (manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Salin bin Ma'qal.

 

Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al-Qur’an pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan Al-Qur’an ke wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah kalian membawa catatan Al-Qur’an kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al-Qur’an tersebut jatuh ke tangan mereka”.

 

Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam buku-bukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip) Al-Qur’an kemudian `Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam.

 

Sepanjang hidup Rasulullah s.a.w Al-Qur’an selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al-Qur’an diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.

 

Al-Quran pada zaman Khalifah Abu Bakar as Sidq

 

SEPENINGGAL Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah catatan (manuskrip) Al-Qur’an, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al-Qur’an yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul).

 

Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab yang melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al-Qur’an yang terjadi pada masa Abu Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi:

 

"Suatu ketika Abu bakar menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah , ternyata Umar juga bersamanya. Abu Bakar berkata :" Umar menghadap kapadaku dan mengatakan bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya dari kalangan para penghafal Al-Qur’an, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para penghafal Al-Qur’an di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat yang hafal Al-Qur’an, menurutku sudah saatnya engkau wahai khalifah memerintahkan untuk mengumpul-kan Al-Qur’an, lalu aku berkata kepada Umar : " bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. ?" Umar menjawab: "Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan".

 

Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al-Qur’an.

 

Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : "engkau adalah seorang pemuda yang cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al-Qur’an) untuk Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al-Qur’an lalu kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf".

 

Zaid berkata : "Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk memindah salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Kemudian aku teliti Al-Qur’an dan mengumpulkannya dari pelepah kurma, lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain).

 

Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya dan sekaligus istri Rasulullah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a.

 

Semua sahabat sepakat untuk memberikan dukungan mereka secara penuh terhadap apa yang telah dilakukan oleh Abu bakar berupa mengumpulkan Al-Qur’an menjadi sebuah Mushaf. Kemudian para sahabat membantu meneliti naskah-naskah Al-Qur’an dan menulisnya kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa yang bersejarah ini dengan mengatakan : " Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali mengumpulkan Al-Qur’an, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut Al-Qur’an sebagai Mushaf).

 

Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al-Qur’an sebagai Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma'qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu : "Kami menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al-Qur’an yang dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF" dari perkataan salim inilah Abu bakar mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al-Qur’an yang telah dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya). Dalam Al-Qur’an sendiri kata Suhuf (naskah ; jama'nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya adalah firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang membacakan beberapa lembaran suci. (Al-Qur’an)"

 

Al-Quran pada jaman khalifah Umar bin Khatab

 

Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al-Qur’an yang dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan mensosialisasikan sumber utama ajarannya yaitu Al-Qur’an pada wilayah-wilayah daulah islamiyah baru yang berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas ke-Al-Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah bin Shamith dan Abu Darda'.

 

Al-Quran pada jaman khalifah Usman bin ‘Affan

 

Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif.

 

Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al-Qur’an, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman.

 

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) mendapat misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana terdapat perbedaan bacaan Al-Qur’an yang mengarah kepada perselisihan.

 

Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara bacaan Al-Qur’an, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai kaum yahudi dan nasrani ".

 

Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin al'Ash, Abdurrahman bin al-Haris dan lain-lain.

 

Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al-Qur’an ini terjadi pada tahun 25 H, Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat bahasa suku Quraisy karena Al-Qur’an diturunkan dengan gaya bahasa mereka.

 

Setelah panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah. Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan manuskrip Al-Qur’an selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf.

 

Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

 

Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa mengumpulkan Al-Qur’an.

 

Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa harakat atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).

 

Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran

 

Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy. Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk melihatnya.

 

Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M. Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand (Uzbekistan, negara di bagian asia tengah).

 

Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya.

 

Sampai suatu saat ketika umat islam sudah terdapat hampir di semua belahan dunia yang terdiri dari berbagai bangsa, suku, bahasa yang berbeda-beda sehingga memberikan inspirasi kepada salah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah pada waktu itu yang bernama Abul-Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I’rab) yang berupa tanda titik.

 

Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad adDualy menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat pada QS. At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna.

 

Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah untuk menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal seperti "adzabun alim" dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai Idgham seperti "ghafurrur rahim".

 

Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.

 

Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an khususnya bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa Isymam, Rum, dan Mad.

 

Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

 

Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al-Qur’an adalah Tajzi' yaitu tanda pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.

 

Sebelum ditemukan mesin cetak, Al-Qur’an disalin dan diperbanyak dari mushaf utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan) dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M.

 

Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak ini semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al-Qur’an. Mushaf Al-Qur’an yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia.

 

Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun 1828, Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. Pada tahun 1858, seorang Orientalis Jerman , Fluegel, menerbitkan Al-Qur’an yang dilengkapi dengan pedoman yang amat bermanfaat.

 

Sayangnya, terbitan Al-Qur’an yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan Al-Qur’an dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak.

 

Cetakan Al-Qur’an yang banyak dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya. Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/ 1925 M. Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk pertama kalinya Al-Qur’an dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi.

 


,

Bukti Arkeologis dan Historis yg melemahkan Al-Qur'an

The Quran's Historicity 
BUKTI HISTORIS QURAN

Sebelum 750 Masehi (sekitar 100 tahun setelah wafatnya Muhamad) tidak ada satupun dokumen yang dapat memberikan gambaran tentang periode pembentukan Islam. Tidak ada sedikitpun keterangan atau kesaksian dari masyarakat Islam selama 150 tahun pertama mereka, antara masa penjajahan Arab pertama pada permulaan abad ke 7, sampai timbulnya literatur pertama Islam abad ke 8 (Riwayah SIRA-MAGHAZI). Satu-satunya hal yang kita miliki sebelum tahun 750 itu terdiri dari ‘hampir seluruhnya pernyataan yang tidak jelas asalnya' (“almost entirely of rather dubious citations in later compilations’’ [Humphreys]). Memang luar biasa bahwa Islam tidak dapat menunjukkan satupun bukti sejarah buku suci mereka bahkan dalam waktu 100 tahun setelah kelahiran nabi mereka. 


Sejumlah cerita dalam Quran berasal dari abad ke 2 literatur Yahudi: 

  * Cerita Cain & Abel (Kain dan Habil) dalam dalam Surah 5.31-32 dipinjam dari Targum Jonathan ben Uzziah dan Mishnah Sanhedrin 4.5 ; 
  * Cerita Abraham, berhala dan penghancurannya dalam Sura 21.51-71 adalah dari Misdrash Rabbah ; 
  * Cerita Solomon (Sulaiman) dalam Sura 27.17-44, tentang burung yang dapat berbicara dan ratu Sheba yang mengangkat gaunnya karena menyangka lantai mengkilap sebagai air, diambil dari Targum kedua cerita Esther. 
  * Bahkan cerita Gunung Sinai diangkat dan mengambang diatas kepala rakyat Yahudi sebagai ancaman kalau menolak hukum Yahwe (Surah 7.171) berasal dari The Abodah Sarah. Dan seterusnya dst. 


Dalam Surah 17.1 terdapat laporang tentang perjalanan Muhamad dari mesjid suci ke mesjid terjauh. Dalam tradisi berikutnya, ayat ini menunjuk kepada Muhammad menaiki langit ke 7, setelah sebuah perjalanan malam ajaib (Mi’raj) dari Mekah ke Yerusalem, diatas kuda bersayap bernama Buraq. Ini berasal dari berbagai sumber : Testamen Ibraham (~200), Rahasia Enoch (chap.1.4-10 and 2.1), dan buku Persia tua berjudul Arta-I Viraj Namak. 

Quran menunjukkan bahwa Muhammad memutuskan hubungan dengan kaum Yahudi pada tahun 624 dan memindahkan arah Kiblat (Surah 2.144 and 149-150) dari Yerusalem ke Mekah. Namun, dokumen yang ada dalam kepemilikan kami, yaitu Doctrina Iacobi Chronicler (dari tahun 661) dan dokumen Usup Sebeos (dari tahun 660) menunjukkan hubungan baik antara kaum Yahudi dengan kaum Ismaeli yang dahulu dikenal sebagai kaum Saracen. Sumber berikut dari Armenia bahkan menyebut gubernur Yerusalem adalah orang Yahudi pada tahap akhir masa penjajahan/conquest. Jadi, testimoni-testimoni ini bertentangan dengan kesaksian dalam Quran. 

MEKAH 
Dalam Surah 3.96 dan 6.92 terdapat sebutan Mekah (Bakkah) yang merupakan tempat perlindungan pertama umat manusia, atau the ‘’Mother of all settlement’’ karena Adam menempatkan batu hitam dalam Ka’bah pertama, namun dalam Sura 2.125-127 disebutkan bahwa Abraham dan Ishmael yang membangunnya kembali beberapa tahun kemudian. 

Riset oleh Patricia Crone dan Michael Cook menunjukkan bahwa Mekah tidak disebut-sebut dalam dokumen arkeologi sebelum permulaan abad ke 8. Ingatlah bahwa ini merupakan 1 abad setelah wafatnya Muhamad. 

Bahkan lebih aneh lagi adalah pernyataan kaum Muslim bahwa selain merupakan kota tua dan besar, Mekah juga pusat dagang Arab di abad ke-7 dan sebelumnya. Pernyataan ini lebih mudah diperiksa kebenarannya karena bukti-bukti dokumen dari jaman itu cukup banyak. 

Dari riset ekstensif Bulliet bisa dikatakan dengan pasti bahwa pernyataan kaum Muslim ini SALAH. Ini dibuktikan lebih lanjut oleh Groom dan Muller yang mengatakan bahwa Mekah tidak mungkin berada pada rute perdagangan karena secara geografis ini berarti orang harus mengadakan de-tour ketimbang melewati rute normal, yaitu melalui jalur barat. (It would have entailed a detour from the natural route along the western ridge.) 

Bahkan Patricia Crone menambahkan ‘’ Mekah adalah tempat gersang/kering dan tempat-tempat macam itu bukan pilihan pedagang. Mengapa karavan harus turun kedalam lembah gersang Mekah kalau mereka dengan mudah dapat berhenti di Ta'if ?" 

Ia juga menanyakan, komoditi macam apa di wilayah Arab saat itu bisa ditransportasi melewati jarak jauh dan alam kering, dan tetap bisa dijual dengan mendapatkan keuntungan yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang kedudukannya tidak strategis itu." 

Faktanya adalah, pada abad-abad tidak lama menjelang kelahiran Muhamad di tanah Arab ini tidak ada satupun jalur pedagangan internasional, apalagi di Mekah. Ternyata kebanyakan data mengenai asal pernyataan "Mekah sarang dagang" ini adalah gara-gara riset tidak teliti seorang Yesuit, Henry Lammens, seorang "akademik yang tidak reliable". 

Lammens menggunakan sumber-sumber abad pertama (seperti orang-gara Romawi, Periplus dan Pliny) dan bukannya sumber-sumber sejarawan Yunani yang hidup lebih dekat pada masa tersebut seperti Cosmas, Procopius dan Theodoratos (P. Crone). 

Kenyataannya, di abad pertama, jalur perdagangan Yunani antara India dan negara-negara Mediterania sepenuhnya bersifat maritim. Silahkan anda membuka atlas untuk mengerti mengapa. Tidak ada gunanya mengangkut barang dagangan melewati jalan darat yang cukup jauh jika jarak itu bisa ditempuh dalam separuh waktu lewat sungai/laut. Logika pedagang adalah selalu mencari jalur/rute perdagangan yang lebih pendek, murah dan lebih menguntungkan. 

Menurut Nn. Croone, pada masa kaisar Dioclesias, lebih murah bagi kerajaan Romawi untuk mengangkut gandum lewat laut sepanjang 780 km (1,250 miles) ketimbang mengangkutnya lewat jalan darat sepanjang 30 km (50 miles). Mengapa para pedagang dari India mengirim lewat laut barang dagangan mereka, menurunkannya di pelabuhan Aden dan meneruskan perjalanan di pundak onta sepanjang 780km lewat gurun gersang? 

Jika Lammens melakukan riset secara benar, ia juga akan melihat bahwa jalur perdagangan Yunani-Romawi dengan India runtuh pada abad 3 AD (AD = Anno Domine; Tahun Tuhan Kita atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkah sebagai tahun sesudah Masehi. Atau disingkat dengan M saja), sehingga pada jaman Muhammad tidak ada jalur darat maupun pasar Romawi yang menjadi tujuan barang dagang tersebut. Croone juga menunjukkan bahwa, seandainya Lammens meluangkan waktu untuk membaca sumber-sumber Yunani kuno, ia akan menemukan bahwa orang-orang Yunani--tujuan barang dagangan tsb--belum pernah mendengar nama kota Mekah. Kalau memang tempat itu begitu penting, tentunya mereka yang akan menerima barang dagangan tersebut pasti mengetahui eksistensinya. Namun, kita TIDAK MENEMUKAN SEDIKIT KETERANGANPUN, kecuali bahwa orang Yunani menyebut kota Ta’if dan Yathrib (kemudian dinamakan Medina), juga Khaybar di bagian utara. Tidak adanya sebutan Mekah dalam dokumen historis memang merupakan fakta problematik dalam membuktikan keberadaan sebuah kota yang dianggap pusat kelahiran Islam. 

Bahkan terdapat kebingungan dalam tradisi Islam tentang dimana sebenarnya letak Mekah. Menurut riset J. van Ess, baik pada masa perang sipil pertama dan kedua, ada kesaksian tentang orang-orang yang bergerak dari Medina ke Iraq, lewat Mekah. Namun kota MEKAH itu terletak di bagian south-west Medina sementara Iraq berada di belahan north-east. Maka kota perlindungan Islam, menurut tradisi tersebut terletak di bagian timur Medinah, yaitu arah berlawanan dari letak Mekah sekarang !?! 

(According to the research by J. van Ess, in both the first and second civil wars, there are accounts of people proceeding from Medina to Iraq , via Mecca , yet the town is situated south-west of Medina and Iraq is north-east. Thus the sanctuary for Islam, according to these traditions was at one time north of Medina , which is the opposite direction from where Mecca stands today!) 

Ini mengakibatkan kebingungan. Bukan hanya bukti-bukti dokumenter Arab dan Yahudi tentang penanggalan saling kontradiksi, namun kota pusat Islam itu dikenal hanya jauh kemudian. 


BUKTI ARKEOLOGIS ARAH KIBLAT 
Dikatakan bahwa arah kiblat ditetapkan pada Mekah sekitar tahun 624. Namun bukti-bukti arkeologis yang masih berlangsung pada mesjid-mesjid pertama yang dibangun pada abad ke7, -- oleh para arkeolog Creswell dan Fehervari mengenai 2 mesjid Umayyad di Iraq dan didekat Baghdad -- menujukkan bahwa Kiblat tidak diarahkan pada Mekah tetapi jauh ke utara. Mesjid Wasit malah melewati Mekah sebanyak 33 derajat dan mesjid Baghdad sebanyak 30 derajat. Ini sesuai dengan kesaksian Balahhuri (yang disebut Futuh) bahwa Kiblat mesjid pertama di Kufa, Iraq, yang dibangun tahun 670 mengarah ke barat, padahal kalau mau mengarah ke Mekah, seharusnya mengarah ke selatan. 

Mesjid Amr b. al As diluar Kairo di Mesir menunjukkan bahwa arah Kiblat menunjuk jauh ke utara sampai harus diperbaiki oleh gubernur Qurra b. Sharik. Bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa Kiblat tidak diarahkan pada Mekah tetapi pada sebuah kota jauh di utara, kemungkinan didekat Yerusalem. 

Ini diperkuat oleh penulis Kristen dan pelancong Yakub dari Edessa, yang tulisannya berasal dari tahun 705 dan merupakan saksi mata di Mesir. Ia menulis bahwa kaum Mahgraye (nama Yunani bagi kaum Saracen) di Mesir ber-sholat menghadap ke timur dan TIDAK ke selatan atau tenggara (menghadap Mekah). Suratnya (yang disimpan di British Museum) memang merupakan pembuka mata. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa sampai tahun 705 pun, arah kiblat ke Mekah BELUM JUGA DITETAPKAN. 

Menurut Dr. Hawting, dari SOAS (school of Oriental and African Studies di London), penemuan arkeologis baru juga menunjukkan bahwa sampai saat itu, kaum Muslim (atau disebut juga kaum Hagar, dari nama ibu Ishmael, yang dihamili nabi Ibrahim) memang solat tidak mengarah ke Mekah tetapi ke utara, kemungkinan besar Yerusalem. NAMUN QURAN MENGATAKAN KEPADA KITA (dalam Surah 2) BAHWA ARAH KIBLAT ADALAH MENUJU MEKAH, kira-kira 2 tahun setelah HIjrah, atau sekitar tahun 624 dan tidak pernah berubah sampai sekarang. 

Apa yang terjadi disini? Mengapa Kiblat tidak mengarah kepada Mekah sebelum tahun 705? Mari sekarang kita melihat Yerusalem. 

THE DOME OF THE ROCK 
Dome megah ini didirikan oleh Abd al-Malik pada tahun 691 dan sampai sekarang masih berdiri. Pertama, kita harus mengingat bahwa the Dome of the Rock bukan sebuah mesjid karena tidak memiliki arah kiblat. Hanya sebuah gedung oktagonal dengan 8 pilar. 

Muslimin puas dengan keterangan bahwa Dome ini didirikan guna memperingati malam Muhamad terbang ke surga guna berbicara dengan Musa dan Allah tentang jumlah sholat yang harus dipatuhi pengikut. Namun, menurut riset oleh Van Berchem dan Yehuda Nevo, kaligrafi disana tidak menyebtukan apa-apa tentang Mi’raj NAMUN MENOLAK STATUS KETUHANAN YESUS, PENERIMAAN PARA NABI, PENERIMAAN WAHYU OLEH MUHAMAD DAN PENGGUNAAN ISTILAH ‘’Islam’’ DAN ‘’Muslim’’. 

Mengapa, kalau memang khusus didirikan untuk memperingati Mi’raj, gedung itu tidak menyebut sepatah katapun tentangnya?! Gedung megah ini yang didirikan pada masa-masa awal kelahiran Islam menunjukkan bahwa GEDUNG INILAH DAN BUKAN MEKAH yang merupakan tempat perlindungan Islam pertama dan pusat kelahiran Islam sampai paling tidak abad ke7. 

Menurut tradisi Islam, kalif Sulaiman, yang berkuasa antara tahun 715-717, pergi ke Mekah dan bertanya tentang naik haji. Ia tidak puas dengan jawaban yang diterimanya disana dam memilih untuk mengikuti Abd al-Malik (i.e. melancong ke the Dome of the Rock). Fakta ini saja, kata Dr. Hawting, menunjukkan bahwa bahkan pada abad ke 8 sudah muncul ketidakpastian tentang letak tempat lahirnya Islam. 

Menurut tradisi, WALID I, kalif yang berkuasa antara 705-715 menulis kepada semua daerah, memerintahkan penghancuran dan peluasan mesjid-mesjid. Mungkinkah ini saat Kiblat ditetapkan kearah Mekah? Kalau iya, ini menunjukkan kontradiksi besar-besaran terhadap Quran. 

Dr. John Wansbrough, otoritas terbesar dalam tradisi dini Islam, menunjukkan pengamatan menarik terhadap Muhamad. Sumber-sumber non-muslim terbaik masa ini diberikan oleh kaligrafi Arab pada batu-batuan yang tersebar di gurun dan daratan Syria-Yordan, khususnya di gurun Negev. Yehuda Nevo, dari Universitas Yerusalem, melakukan riset ekstensif dan menerbitkan hasilnya pada tahun 1994 dalam bukunya “Toward a Prehistory of Islam/Menuju Masa pra-sejarah Islam’’, yang saya jadikan bahan acuan disini. 

Nevo menemukan dalam teks-teks religius Arab, dari satu setengah abad kekuasaan Arab (abad ke 7 dan ke adanya sebuah kepercayaan monotheis yang “jelas-jelas bukan Islam, namun sebuah kepercayaan dari mana Islam bisa berkembang" ("demonstrably not Islam, but a creed from which Islam could have developed’’). 

Ia juga menemukan bahwa dalam semua institusi religius selama masa SUFYANI (thn 661-684) tidak ada sedikitpun sebutan tentang Muhammad atau petunjuk bahwa Muhamad adalah nabi Allah. Ini benar, sampai sekitara tahun 691, dimana tujuan utama inskripsi adalah religious atau hanya commemorative, seperti inskripsi pada bendungan didekat Ta’if, yang didirikan oleh Kalif Muâwiya pada tahun 660-an. Absennya nama Muhamad pada inskripsi-inskripsi kuno adalah penting. 

Kemunculan pertama nama Muhamad rasul Allah ditemukan pada coin Arab-Sassanian dari Xalib ben Abdallah dari tahun 690, yang dibuat di Damaskus. Pernyataan Kepercayaan, termasuk Tauhid (KeTunggalan Allah), pernyataan bahwa Muhammad rasul Allah dan penolakan keTuhanan Jesus (rasul Allah wa-abduhu) ditemukan dalam inskripsi Abd al-Malik dalam the Dome of the Rock, tertanggal 691. SEBELUMYA, PERNYATAAN KEPERCAYAAN MUSLIM TIDAK DAPAT DIPASTIKAN. 

Setelah dinasti MAARWANID (sampai thn 750), nama Muhammad biasanya timbul dalam pernyataan religius, seperti pada coin, milestones and papyrus “protocols.” Namun, papirus bahasa Arab pertama di Mesir, dalam bentuk bukti penerimaan pajak tahun 642, ditulis dalam bahasa Yunani dan Arab dan menganut judul “BASMALA,” namun karakternya bukan Kristen maupun Muslim. 

Inskripsi-inskripsi dalam the Dome of the Rock, walaupun mengandung teks religius, tidak pernah menyebut nama nabi atau kepercayaan Muslim, 30 tahun setelah kematian Muhammad, walaupun menganut suatu bentuk monotheisme yang berkembang dari gaya literatur Yahudi-Kristen. Lebih-lebih lagi, ketika kepercayaan itu diperkenalkan pada masa MARWANID (setelah 684) it is carried almost “overnight.” Tiba-tiba, kepercayaan itu menjadi satu-satunya deklarasi religius negara. Namun lagi-lagi tidak begitu saja diterima rakyat. 

Menurut Nevo, rumusan Mohammedan ini hanya dimulai digunakan dalam inskripsi umum pada jaman Kalif Hisham (thn 724-743). NAMUN WALAUPUN MEREKA PENGIKUT MUHAMAD, MEREKA BUKAN MUSLIM. Untuk itu, kata Nevo, kita harus menunggu sampai permulaan abad ke 9 (sekitar 822), bersamaan dengan ditemukannya Quran tertulis pertama. Jelaslah bahwa bukan semasa hidupnya Muhamad diangkat kepada posisi nabi, BAHKAN KETIKA ITU, KEPERCAYAAN KEPADA MUHAMAD TIDAK SAMA DENGAN APA YANG DITEMUKAN SEKARANG. 


QURAN 
Sumber-sumber menunjukkan bahwa buku ini disusun secara tergesa-gesa. Wansbrough mengatakan bahwa “nampak jelas bahwa buku ini tidak memiliki struktur keseluruhan, sering tidak jelas, baik dari segi bahasa maupun isi, menghubung-hubungkan materi yang terpisah-pisah dan cenderung mengulang-ulang anak-kalimat dalam berbagai versi. Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa buku ini adalah produksi editing tidak sempurna di masa kemudian dari bermacam-macam tradisi,” seperti dikutip dalam buku Crone-Cook “Hagarism.” 

Mengenai kapan Quran itu disusun kita hanya bisa menerka dari penanggalan manuskrip-manuskrip yang ada. Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa Quran tidak eksis sebelum akhir abad ke 7. Referensi tertua dari luar tradisi literatur Islam mengenai sebuah buku yang dinamakan dengan “Quran” timbul pada pertengahan abad 8 dari tulisan pembicaraan antara seorang Arab dan seorang pendeta dari Bet Hale. Namun ini belum tentu menunjuk pada buku yang kita kenal sekarang. Baik Crone maupun Cook menyimpulkan bahwa selain referensi kecil ini, tidak ada indikasi apapun bahwa Quran eksis sebelum akhir abad ke 7. 

Dalam riset mereka, baik Crone dan Cook bersikeras bahwa kemungkinan besar, Quran (atau dalam bentuk permulaan) disusun sebagai bukunya Muhamad pada masa gubernur HAJJAJ BEN YUSUF (663-714), sekitar thn 705. Dari kesaksian Leo by Levond, gubernur Hajjaj nampak telah mengumpulkan semua tulisan-tulisan lama kaum Hagarene dan menggantikannya dengan versi yang disusun “menurut keinginannya, dan membagikannya kepada siapaun di negerinya.” Ini juga sesuai dengan fakta bahwa baik manuskrip Quran di Samarqand dan Topkapi (di Turki), Quran tertua yang kita miliki, ditulis dalam bahasa Kufic, dialek Persia dari Kufa, dan bukan bahasa Arab. 

Kesimpulan masuk akal adalah bahwa dalam masa inilah Quran memulai perkembangannya, kemungkinan ditulis, sampai akhirnya disahkan pada pertengahan sampai akhir abad 8 sebagai Quran yang kita kenal hari ini. 

Namun demikian, bukti-bukti arkeologis tentang keberadaan Quran adalah yang paling problematik. Bekas-bekas bangunan dan inskripsi dari daerah itu dari abad 7 dan 8 tidak hanya menunjukan kontradiksi bahwa Muhamad mengesahkan Kiblat semasa hidupnya, atau bahwa ia yang menyusun Quran yang kita kenal sekarang, bahkan asal usul ke-nabiannya juga diragukan. Ini merupakan penemuan penting dan problematik. 

Sekarang kita menemukan coin-coin yang katanya mengandung tulisan Quran, tertanggal 685, yang dibuat pada masa Abdul Malik. Lebih-lebih lagi, the Dome of the Rock yang dibangunnya pada tahun 691 menunjukkan ketidaksesuaian antara inskripsinya dengan pernyataan dalam Quran. 

Dua ahli etymologi, Van Berchem and Grohmann, setelah riset ekstensif terhadap inskripsi ini mengatakan bahwa mereka mengandung “variant verbal forms, extensive deviances, as well as omissions from the text which we have today” (“Arabic Papyri from Hirbet el-Mird” as cited by Crone-Cook). 

Jika inskripsi-inskripsi ini berasal dari Quran, dengan berbagai macam variasi. bagaimana mungkin Quran disahkan (dikanonisasi) sebelum akhir abad ke 8? Orang hanya bisa menyimpulkan bahwa terjadi sebuah evolusi dalam penyusunan Quran, KALAU MEMANG MEREKA ASALNYA DIKUTIP DARI QURAN. 

KESIMPULAN SINGKAT : 

  1. Kaum Yahudi dan Arab bersahabat sampai paling tidak tahun 640. 
  2. Yerusalem adalah Holy Sanctuary for Islam sebenarnya sampai permulaan abad ke 8. 
  3. Mekah tidak dikenal sebagai kota yang viable sebelum akhir abad ke 7 dan tidak juga dikenal sebagai rute perdagangan. 
  4. Kiblat baru ditetapkan kearah Mekah setelah abad ke 8. 
  5. Muhammad tidak dikenal sebagai rasul semua rasul sebelum akhir abad ke 7. 
  6. Referensi paling pertama tentang adanya Quran tidak ada sebelum pertengahan abad ke 8. 
  7. Tulisan Quran original tidak serupa dengan teks Quran sekarang. 
  8. Quran yang kita miliki sekarang BUKAN Quran yagn seharusnya dikumpulkan dan dikanonisasi kalif Uthman pada tahun 650, seperti diakui kaum muslimin. 
  9. Quran yang kita miliki sekarang (sejak tahun 790) tidak ditulis 16 tahun setelah wafatnya Muhamad, melainkan 160 tahun kemudian. ***